Amsterdam sebagai ibu kota kerajaan Belanda, merupakan kota metropolitan yang padat dan “bebas”. Kebebasan dalam bidang prostitusi, narkoba, aborsi dan alkohol bukan hal yang aneh dikota ini.
Nama Amsterdam berasal dari kata Amstelredamme yang artinya sebuah bendungan dsungai Amstel. Dulunya dihuni sebagai desa nelayan kecil pada akhir abad ke-12, Amsterdam menjadi salah satu pelabuhan terpenting didunia selama masa keemasan Belanda.
Walaupun kota ini padat, namun Amsterdam sangat menarik dengan banyaknya kanal-kanal dikota ini. Kebiasaan penduduknya yang suka menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sangat menyenangkan karena membuat kota ini bebas polusi dan tidak macet tentunya.
Dahulu kota ini sama kayak Jakarta lho, kota yang sangat padat dengan kendaraan roda empat membuat kemacetan menjadi pemandangan yang biasa dimana-mana. Sebagai kota yang terus tumbuh, tentunya kemacetan dan polusi akan menjadi masalah yang sangat besar bagi kemajuan kota ini. Kebijakanpun dibuat penguasa saat itu, dg “mempersulit” pengguna kendaraan pribadi roda empat dan membuat jalur khusus pengguna sepeda serta memberikan tempat parkir gratis buat sepeda. Sehingga lambat laun berlahan tapi pasti pola kebiasaan berkendara masyarakatpun berubah. Jadilah kenyamanan berjalan kaki dan berkendara sepeda dijalanan bisa dinikmati sampai sekarang.
Suasana dipojok jembatan Amsterdam
Capek dan males jalan kaki, bisa pake bus juga kok buat keliling Amsterdam
Ni aku tampilin gambar selama di Amsterdam 😉
#(lebih tepatnya foto narsis q hihihi :p)
Pengen tau gimana bentuk daerah RLD, tempat prostitusi legal di Amsterdam? ini nih suasananya disiang hari. Jendela2 semua ditutup dan suasana disana sepi tanpa aktifitas.
Trus malemnya gmn? duh jangan tanya ya, karena aku gak kesana. Males aja liatnya pasti penuh maksiat :p