Feeds:
Posts
Comments

Archive for February, 2016

Perjalanan turun kembali ke Machu Picchu tidak melulu turun tentu saja, ada juga jalan menanjak yang kami hadapi. Setelah lelah berjalan, kami putuskan beristirahat sejenak disudut jalan. Sambil memandang puncak Huayna Picchu dari jauh, kami bertanya-tanya bagaimana kabar Nia. Apakah dia jadi ke Machu Picchu atau membatalkannya. Tiba-tiba ada seseorang yang berteriak dengan menggunakan bahasa Indonesia,

“Hei lagi ngapain kalian disana!!!”.

Spontan saya dan Julia menoleh kebelakang, ternyata itu suara Nia.

“Niaaaaaaaa” teriak kami berdua penuh histeris dan bahagia langsung memeluk dia.

“Ya ampun sampe juga, gimana ceritanya? Naik apa jadinya? Terus bagaimana bisa masuk kedalam, kan tiketnya kemarin lupa dikasih?”. Dan masih banyak pertanyaan bertubi-tubi lainnya yang membuat kami kagum dengan Nia.

Perjalanan yang Nia lakukan tidaklah mudah, penuh perjuangan lebih hingga akhirnya sampai kesini. Saat kebatalan dia kemarin menaiki kereta, akhirnya dia memutuskan kembali ke hostel tempat dia menginap dan mencari informasi di internet. Kemudian dia bertemu dengan backpacker lain dan bersama-sama berangkat dengan cara lain.

Dari Ollataytambo perjalanan ke Santa Maria dengan menggunakan bus dengan waktu tempuh sekitar 4 jam. Kemudian lanjut ke Santa Teresa dengan menggunakan taxi sekitar 1 jam, menginap semalam disini. Lanjut ke stasiun Hydroelectrico dengan menggunakan angkutan kota disana sekitar 30 menit. Lanjut lagi ke Aquas Calientes dengan jalan kaki sekitar 2,5 jam menyusuri rel kereta api lalu masuk hutan kemudian menelusuri rel kereta api lainnya. Luar biasa dengan berjalan kaki sendiri selama 2,5 jam, ya ampun benar-benar butuh nyali yang besar. Barulah dari sana bisa melanjutkan perjalanan ke Machu Picchu. Untuk masuk ke Machu Picchu dia menunjukkan paspor. Jadi saat petugas mengecek daftar pengunjung terlihatlah nomor paspor pembeli tiket.

Saya hanya bisa menganga terkagum-kagum mendengar penjelasan yang Nia ceritakan, ternyata drama yang saya alami kemarin belum apa-apanya dibandingkan Nia alami.

Setelah ngobrol beberapa saat, akhirnya kami berpisah dengan Nia. Karena saya dan Julia akan kembali ke Ollantaytambo sore hari dengan kereta pukul 16.22, maka kami harus menyelesaikan penjelajahan di Machu Picchu siang hari. Saat ini sekitar pukul 11, rencanakan jam 14.30 akan turun kembali ke Aquas Calientes, jadi sekitar 3,5 jam waktu yang saya miliki untuk menjelajah Machu Picchu.

Area Machu Picchu kelihatannya tidak terlalu luas digambar, namun ternyata cukup menguras banyak tenaga. Bentuk bangunan yang berundak-undak naik keatas membuat perjalanan kesemua sisi cukup melelahkan. Namun setiap langkah dan sisi yang saya lalui membuat saya bahagia bisa menginjakkan kaki disini. Menurut saya bangunan disini terbentuk dari susunan batu sangat unik. Batu-batu granit berukuran besar yang memiliki berat berton-ton dipotong-potong kemudian disusun rapat membentuk suatu bangunan tanpa menggunakan mortar. Teknik luar biasa ini dapat mengurangi pengaruh bangunan runtuh saat terjadi gempa bumi. Namun yang menjadi misteri adalah bagaimana blok batu besar tersebut bisa naik keatas dimana medan curam dan semak belukar disepanjang jalan menuju Machu Picchu.

Yang membuat saya kaget saat tiba-tiba mendengar tetesan air dari balik batu. Rasa penasaran membuat saya untuk menelusuri dari mana aliran itu datang dan turun kemana. Ternyata desain system drainase pun sangat hebat, aliran air dari atas turun kebawah masuk melewati kedalam bangunan batu lalu mengalir kesaluran yang dibuat mengalir hingga kebawah. Tentunya pembuatan bangunan ini penuh perhitungan dan tidak sembarangan. Karena sistem drainase butuh perhitungan dan konsep yang jelas agar tidak tersumbat atau terhenti karena terhalang bangunan sehingga air bisa memenuhi kebutuhan semua orang saat itu. Saat ini usia bangunan telah beratus-ratus tahun, namun masih bisa dilihat aliran air dengan baik apalagi pada masa dahulu, gumam saya. Ada beberapa bangunan utama di Machu Picchu, yaitu Temple of the Sun (disebut Torreon), the Temple of Three Windows, the Temple of the Condor dan the Intihuatana.

suasana machu picchu

suasana machu picchu5

suasana machu picchu6

suasana machu picchu7

suasana machu picchu10

suasana machu picchu12

Suasana di Machu Pichu

Setelah puas dan lelah menyusuri sisi Machu Picchu saya memutuskan untuk istirahat disalah satu pojok yang menghadap Huayna Picchu. Sambil menikmati coklat, roti, pisang dan air yang telah saya bawa, mata saya pun terus berputar menikmati pemandangan disana sambil memperhatikan kegiatan turis-turis lainnya.

Tak terasa sudah pukul 2 lebih, saya pun bersiap-siap turun menuju halte bus yang akan mengantarkan saya kembali ke Aquas Calientes. Saat akan keluar gate saya melihat ada stempel gambar Machu Picchu dekat counter petugas. Iseng saya cap saja stempel gambar Machu Picchu di buku paspor sebagai kenang-kenangan.

Selesai sudah pertualangan saya di Machu Picchu, segudang rasa yang saya dapat selama perjalanan ini. Walau capek melanda namun ada suatu rasa yang sulit dijelaskan muncul dihati. Rasa yang selalu membuat bibir ini tersenyum selama perjalanan pulang. Inilah rasa saat berhasil menaklukan sebuah mimpi.

suasana machu picchu9

suasana machu picchu11

Senyum bahagia yang hadir saat mimpi itu berhasil ditaklukkan

Read Full Post »

Sekitar 2,5 jam perjalanan akhirnya kami tiba di Aquas Caliente. Turun dari kereta langsung disuguhkan pemandangan bukit-bukit tinggi dengan nuasa hijau berbatu dimana, sungai disisi jalan dan bangunan berderet dibangun berdekatan. Disini banyak orang yang menawarkan penginapan jadi tidak perlu khawatir jika belum memesan penginapan sebelumnya. Harga yang ditawarkan relative sama antar penginapan antara 30 sampai dengan 35 soles (sekitar Rp.150.000 sd Rp.175.000) per orang per malam. Kami memutuskan untuk mengambil penginapan yang tidak terlalu jauh dari halte bus. Sebenarnya lokasi sekitar sini bisa dibilang dekat, namun jika mencari penginapan ajak jauh maka kita harus jalan keatas yang semakin menanjak dan tentu saja semakin menguras tenaga jika terus naik keatas.

suasana di aquas calientes3

suasana di aquas calientes1

suasana di aquas calientes2

Suasana di Aquas Caliente

 

Berada diatas kasur itu benar-benar nyaman, sambil melihat pemandangan dari luar jendela kamar rasanya malas untuk keluar dan berkeliling karena pemandangan sekitar bisa terlihat dengan jelas. Namun tentu saja itu bukanlah ide bagus menikmati perjalanan, setelah beristirahat dan rasa lelah sedikit menghilang, kamipun keluar berkeliling ke sudut sisi yang ada disana, lalu mampir kepasar melihat dan membeli beberapa souvenir unik dan lanjut makan malam.

penginapan di aquas calientes

Kamar tempat saya menginap

DSCN0408

Penginapannya

Jam 5 lewat kami bergegas ke halte bus. Ternyata disana sudah ramai orang yang mengantri. Bus berangkat mulai pukul 6 pagi, untuk harga tiket bus dari Aquas Caliente ke gate machu picchu $19 untuk pulang pergi dan $10 untuk oneway. Jika ingin berangkat menggunakan bus dan pulang jalan kaki bisa membeli tiket oneway saja, namun jika ternyata diatas sana merasa kelelahan dan belum mempunyai tiket untuk turun, tidak perlu khawatir, diatas pun ada loket penjualan tiket bus. Gate masuk Machu Picchu dibuka pukul 07.00.

tarif bus dari aquas calientes ke gate machu picchu

Harga tiket bus dari Aquas Caliente ke Gate Machu Picchu

halte bus dari aquas calientes ke gate machu picchu

Halte bus di Aquas Caliente

Jadwal tiket masuk ke Huayna Picchu / Waynapicchu yang saya ambil pukul 8 pagi. Huayna Picchu / Waynapicchu adalah bukit tinggi yang ada di area Machu Picchu. Bukit ini biasanya difoto turis sebagai background saat berfoto di Machu Picchu. Ada 2 pilihan waktu untuk mendaki kesana, pukul 8 dan 10 pagi. Jumlah pengunjungpun dibatasi untuk naik kesini hanya 400 orang perhari, 200 orang masuk pukul 8 pagi dan 200 orang pukul 10. Sebaiknya pembelian tiket ke Huayna Picchu / Waynapicchu jauh hari melalui website berbarengan saat membeli tiket masuk Machu Picchu.

Setiba didalam komplek Machu Picchu kabut yang masih menyelimuti area tersebut, sehingga menambah rasa mistis dan misterius. Lokasi yang belum ramai pengunjung membuat saya merasa seperti berada diperadaban yang berbeda. Huayna Picchu / Waynapicchu yang akan saya daki pun belum terlihat karena masih tertutup kabut. Masih ada waktu 1 jam sebelum mendaki ke Huayna Picchu / Waynapicchu, sehingga saya putuskan untuk berkeliling sebentar. Sebuah desa diatas gunung benar-benar menakjubkan mata saya. Tak habis pikir bagaimana orang zaman dulu membuat peradaban ditempat setinggi ini, sebuah desa yang dikelilingi jurang dan bukit-bukit yang menjulang tinggi. Belum lagi medan yang menanjak, bagaimana mereka terhubung dengan kota lain. Seperti apakah teknologi dan kehidupan manusia zaman itu dan masih banyak pertanyaan lain muncul dikepala saya saat ini.

suasana machu picchu2

suasana machu picchu3

suasana machu picchu8

suasana machu picchu13

Suasana di Machu Picchu

Setelah melewati check point Huayna Picchu / Waynapicchu saya pun memilih jalur menuju puncak Waynapicchu. Medan yang dilalui tidak terlalu ektrim tapi cukup menegangkan dibeberapa titik, seperti saat berjalan disamping jurang atau saat jalan mendaki batu-batu besar. Untuk keamanan disisi yang berbahaya dan sulit didaki telah dipasang kawat besi dipinggir agar kita bisa pegang supaya tidak jatuh serta harus hati-hati. Fisik harus benar-benar sehat untuk menikmati perjalanan ini dan tidak perlu memaksakan diri untuk buru-buru sampai puncak jika lelah. Justru berjalan pelan, berhenti untuk istirahat dan mengambill foto sangatlah menyenangkan menurut saya. Pemandangan alam yang cantik, udara yang tidak terlalu dingin sangat sayang kalau terburu-buru ditinggal. Jangan lupa untuk membawa minum dan bekal makanan sendiri selama berada di area Machu Picchu, karena didalam area tidak ada yang menjual makan dan minum serta tidak ada toilet jika ingin membuang hajat.

antri masuk ke huaynapicchu_waynapicchu

Antrian masuk ke Huaynapicchu/Waynapicchu

Dibeberapa titik saya putuskan untuk berhenti, banyak spot indah untuk mengambil gambar, seperti sisa bangunan yang kokoh berdiri, background Machu Picchu dari kejauhan, jalur jalan bus yang berbelok-belok, bukit-bukit tinggi dan pemandangan alam lainnya, sangat menyegarkan mata dan hati.

pemandangan dari waynapicchu_kiri jalur dari aquas calientes menuju machupicchu_kanan sisa bangunan machu picchu

pemandangan dari waynapicchu_kiri jalur dari aquas calientes menuju machupicchu_kanan sisa bangunan yang ada di waynapicchu

Pemandangan dari atas Huaynapicchu

salah satu jalur menuju Huaynapicchu_waynapicchu

Salah satu jalur menuju Huaynapicchu

Tak terasa setelah berjalan hampir 1,5 jam akhirnya saya sedikit lagi tiba dipuncak tertinggi Huayna Picchu / Waynapicchu. Disini terdapat sisa bekas bangunan yang menambah rasa penasaran sekaligus kagum saya. Ditempat yang setinggi dan securam ini untuk apa bangunan ini dibangun dan bagaimana mereka membangunnya, lalu apa fungsi bangunan ini zaman dahulu, benar-benar membuat saya makin bertanya-tanya.

Setelah puas foto disini, saya pun melanjutkan ke titik teratas penghujung puncak Huayna Picchu / Waynapicchu. Mendaki kepuncaknya lebih sulit dari perjalanan sebelumnya, karena batu-batu besar harus saya lalui dan ada lubang yang menurut saya lumayan dalam ditengah batu-batu yang saya lalui, kecerobohan sedikit saja sangat fatal akibatnya. Beberapa menit kemudian akhirnya saya tiba dipuncak. Dipuncak memang tidak ada bangunan apa-apa hanya batu-batu besar berada disana yang dikeliling jurang, namun dari sini kita bisa melihat alam terbentang indah. Saya tidak lama berada disini, mengingat wilayah puncak ini sangat kecil penuh dengan batu besar dan jurang yang menjulang lebar mengelilinginya benar-benar berbahaya jika terpelesat dan jatuh, ditambah jumlah pengunjung yang semakin banyak, saya rasa cukuplah 5 menit berada disana.

Saya pun memutuskan turun kembali ke Machu Picchu dan menjelajah sisi lain. Turun kebawah saya bertemu lagi dengan Julia dan jalan bareng menuruni Huayna Picchu karena Julia tidak ikut naik sampai ke puncak tadi. Kita tertawa senang dan sangat bahagia tentunya berhasil sampai ke Huayna Picchu / Waynapicchu, medan yang lumayan seru akhirnya bisa kami taklukkan. Rasanya tidak mungkin saat pertama kali melihat bukit Huayna Picchu yang tinggi dan terjal bagi kami yang bukanlah seorang anak gunung, tapi nyatakan kami bisa. Senyum dan tawa tak lepas tersungging diwajah kami.

Beruntung kami memilih jadwal pertama menaiki Huayna Picchu ini, karena saat kami kembali ke Machu Picchu, orang-orang gelombang kedua yang masuk pukul 10 mulai berdatangan. Jalan sempit yang dilalui agak merepotkan jika kita berjumpa dan berjalan berdampingan berlawan arah. Saran saya bagi yang ingin keatas sebaiknya ambil yang pukul 8 pagi sehingga saat naik tidak perlu khawatir dan was was berjalan.

Read Full Post »

*Melanjutkan cerita Machu Picchu sebeluuuummmmmnya (lama amat ya kelanjutannya baru muncul :p)

Pagi berikutnya perjalanan menuju Lima Peru dimulai. Walau agak was was namun kondisi tubuh jauh lebih baik dibandingkan kemarin. Ternyata tidur pulas bisa menjadi obat ampuh mengusir semua gundah dihati. Hari ini tubuh jauh lebih baik walau napsu makan belum muncul.

Pukul 13.26 dari New York pesawat membawa saya menuju Fort Lauderdale (Florida), lalu transit 30 menit di sana. Kemudian penerbangna berlanjut ke Lima. Ada kejadian unik yang saya temui diperjalanan ini. Jadi pada waktu masuk kedalam pesawat, orang yang duduk di sebelah saya sedang asyik bertelpon ria, lalu orang yang ada didepan masih sibuk bersms ria. Kenapa mereka tidak meng off kan handphonenya, bukankah sudah didalam pesawat. Ah mungkin nanti saat pesawat akan terbang. Namun saat pramugari menjelaskan instruksi keselamatan dan pesawat sudah mau jalan, mereka pun masih sibuk dengan handphone ditangan, tak ada tanda-tanda untuk meng off kan. Dan pramugari yang ada disana tidak ada satupun yang menegur untuk meng off kan handphone. Bingung dan aneh, ingin menegur tapi bingung, sempat terbesit mungkin pesawat yang saya naiki ini ada fasilitas yang membolehkan pengguna handphone tetap mengaktifkan handphonenya walaupun berada didalam pesawat yang sedang terbang, sehingga tidak bermasalah dan tidak mengganggu sinyal komunikasi pilot.

Sekitar 6 jam penerbangan diudara, tibalah saya di Lima. Waktu menunjukkan pukul 23.50 saat keluar dari imigrasi Peru. Saya pun segera bergegas keluar, tujuan pertama adalah mencari adalah counter maskapai Starperu untukmengeprint tiket yang saya pesan secara online kemarin, serta menanya jadwal check in untuk penerbangan besok pukul 06.50. Setelah selesai, saya memilih untuk berkeliling bandara sebentar melihat keadaan yang ada disana kemudian mencari tempat untuk beristirahat.

Saya memilih resto yang ada wifi sehingga bisa menunggu sambil online. Malam ini saya putuskan untuk tidak tidur agar tidak kebablasan karena jam 5 pagi harus check in untuk penerbangan berikutnya.

Menu yang saya pesan

menu resto yang saya pesan saat di bandara cusco

Syukurlah keberangkatan sesuai jadwal, rasanya lega sekali.. Beberapa menit sebelum pesawat mendarat di Cusco saya terbangun dan melihat pemandangan alam dari jendela pesawat. Bukit-bukit tinggi berwarna coklat terhampar sejauh mata memandang, tiba-tiba saya melihat ada bukit yang berwarna putih. Kejutan menarik sekali, “wow apakah itu bukit yang diselimuti salju”, gumam saya.

bukit di cusco dilihat dari jendela pesawat bukit berwarna putih di cusco dilihat dari jendela pesawat2

Pemandangan alam dari jendela pesawat

Pukul 8 akhirnya pesawat pun mendarat di Cusco. Setelah selesai dari proses imigrasi saya pun bergegas keluar, karena hanya membawa satu backpack saja sehingga tidak perlu menunggu barang bawaan yang keluar dari bagasi.

Sekitar 15 menit perjalanan dengan menggunakan taksi dari bandara, tibalah saya di Pavitos. Untungnya collective yang saya mau naiki menuju Ollantaytambo sudah hampir penuh, tinggal 2 seat lagi. Sehingga hanya menunggu sekitar 5 menit, callectivo pun berangkat. Setelah 2 jam-an perjalanan yang lancer akhirnya tibalah saya di Plaza De Armas, pusat kota Ollantaytambo. Leganya waktu baru menunjukkan pukul 11.30, sehingga masih punya waktu untuk istirahat sejenak di Ollantaytambo sebelum keberangkatan kereta ke Aquas Caliente pukul 12.58.

collective contoh angkutan disana

Collectivo

Di Ollantaytambo telah ada 2 orang teman sesama backpacker yang telah tiba terlebih dahulu, satu dari Indonesia namanya Julia dan satu dari Singapura namanya Nia. Kita punya agenda trip dan itinerary berbeda namun sepakat janjian jalan bersama ke Machu Picchu. Drama cerita yang terjadi sebelumnya telah membuat nafsu makan hilang akhirnya kembali setiba disini. Ice cream sebagai menu pembuka yang saya beli disalah satu toko dipinggir jalan langsung mengembalikan mood menjadi stabil. Nasi, kentang dan telur mata sapi menu saya santap disalah satu warung yang buka tak jauh dari stasiun kereta, benar-benar nikmat rasanya. Yang menyenangkan di Peru kita tidak mengalami kesulitan mencari nasi untuk makan, karena di Peru banyak restoran yang menyediakan nasi dimenu nya. Angin sepoi-sepoi dan udara yang lebih hangat dibandingkan di New York memaksa saya untuk membuka jaket yang dari kemarin dipakai, namun hal ini sangat menyenangkan karena rasa menggigil kedinginan pun hilang. Sinar matahari yang lumayan panas membuat saya merasa seperti berada di Indonesia.

suasana di Plaza De Armas_Ollantaytambo1

suasana di Plaza De Armas_Ollantaytambo2

Suasana di Plaza de Armas, Ollantaytambo

makan diwarung dekat stasiun kereta Ollantaytambo dg penduduk lokal

Makan disalah satu warung (kalo di Indonesia warteg)

Pukul 12.50 kereta yang akan mengantarkan saya ke Aquas Caliente siap berangkat. Namun drama kembali terjadi, teman saya Nia ternyata melakukan kesalahan memilih tanggal keberangkatan saat membeli tiket kereta PP Ollantaytambo-Aquas Caliente secara online. Kami yang awalnya senang dan menganggap drama telah selesai akhirnya kembali tegang Kereta kami saat ini sudah penuh penumpang, sehingga tidak bisa membawa Nia. Waktu yang semakin sedikit membuat Nia memutuskan untuk menggunakan cara lain menuju Aquas Caliente. Diapun meminta kami jalan duluan saja menggunakan kereta dan dia akan mencari informasi lain jalan menuju ke Aquas Caliente. Jujur saya dan Julia merasa bingung, panik dan sangat khawatir. Saya pribadi belum pernah mencari informasi cara lain menuju Aquas Caliente selain menggunakan kereta sehingga kami berdua hanya bisa berdoa semoga Nia bisa menemukan cara lain dan bisa tiba di Aquas Caliente. Jadi besok rencana kita menapakkan kaki di Machu Picchu bersama-sama terwujud.

kereta yang digunakan dari Ollantaytambo ke aquas calientes

Kereta yang dipakai untuk dari Ollantaytambo ke Aquas Caliente

Awalnya saya ingin tidur saja selama didalam kereta karena kondisi tubuh yang lelah dan kurang tidur, namun desain didalam kereta yang unik membuat saya merasa sangat sayang untuk tidak menikmati suasana alam disepanjang perjalanan. Kereta ini nampaknya sengaja dibuat agar penumpang nyaman merasakan langsung nuansa alam yang dilewati dan mempermudah pemumpang untuk mengambil foto. Dengan memasang kaca didinding jendela duduk dan dilangit-langit membuat penumpang dapat melihat sinar matahari yang terik atau hujan jika turun.

suasana dalam kereta dari ollantaytambo ke aquas calientes

Suasana dalam kereta

pemandangan alam diluar jendela saat perjalanan kereta dari Ollantaytambo ke aquas calientes

pemandangan alam diluar jendela saat perjalanan kereta dari Ollantaytambo ke aquas calientes2

Pemandangan dari jendela kereta disepanjang jalan dari Ollantaytambo ke Aquas Caliente

 

Read Full Post »

Belgia, negara ni cukup unik karena walaupun negaranya kecil namun memiliki 3 bahasa resmi, yaitu Belanda, Jerman dan Perancis. Mantapkan penduduknya bisa menguasai 3 bahasa asing sekaligus.

Gent salah satu kota tua nan tenang di Belgia. Sungai Leie yang berada di kota ini membuatnya sangat menarik dan nyaman banget untuk ditelusuri dengan berjalan kaki santai.

Cara ke Gent gampang kok, bisa naik kereta dari Brussel. Kalau kita beli pas wiken harganya diskon 50%, wih hemat banyak kan ;). Kemarin aku kesana hari minggu, harga tiket kereta PP sebesar 10 euro. Jadi kalo liburan ke Belgia jangan cuma Brussel aja yang didatangi, sempatkan mampir kesini dijamin gak rugi kok.

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

 

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

Read Full Post »